BRUTAL

setiap hari, sy bersentuhan dg media, terutama media interaktif. internet. seperti pada umumnya, sy selalu mengakses Twitter setiap hari. tapi sy tidak selalu menonton TV tiap harinya. sederhana: acaranya malesin.

jadi, ada apa lagi yg mengusik sy untuk menulis pagi ini? kebrutalan dalam bermedia. ah, juga kebrutalan dalam menjalani hidup.

sepertinya semua dimulai dr rangsangan acaranya Mata Najwa yg menyinggung tg, sebut saja, arogansi para anggota komisi 3 DPR RI. sedih ya, DPR-nya negeri kita itu. mereka yg "studi banding"lah, yg berplesirlah, yg berkupig centelan panci, jd bersikap seperti orang tuli, dst dst.
akhirnya setelah acara itu selesai, ada beberapa teman di timeline yg sedikit panas dan menyinggung perihal nasionalisme, perihal berkebangsaan, dst dst. tidak hanya membaca timeline mereka, sy jg terus meng-klik nama-nama lain di twitter, dan... inilah yg sy rasakan: keprihatinan atas warga negara bangsa ini.

tidak munafik, sy juga prihatin atas semangat berkebangsaan sy yg sepertinya tidak sehebat mereka yg hidup berpuluh-puluh tahun yg lalu di Indonesia. tapi di sisi lain, sy lama-lama gatal jg membaca "kicauan" orang-orang tersebut. twitter, yg dilambangkan dg burung... setahu sy kicauan burung itu selalu menyejukkan. tp kenapa tidak begitu dg "kicauan-kicauan" yg ada di twitter ini? yg ada justru menjadi sebuah bola salju besar yg bisa dg bebasnya menindas apapun, siapapun, yg mereka kehendaki. kebebasan yg tidak mengenal batasan lagi. lawas, kebebasan yg kebablasan.

di twitter, semua orang memang bisa "mengatakan" apapun yg mereka mau. mereka bisa saja menganggap bahwa anggota DPR kita tidak berperikemanusiaan, super-tega, dst dst. tapi tidakkah mereka juga ingat bahwa kita seharusnya bisa menjaga cara kita menyampaikan pendapat? tidak bisakah tidak menyindir, tidak menjelek-jelekkan orang lain, terutama dg cara yg teramat tidak sopan, di tempat publik? itu sudah termasuk mengganggu kenyamanan publik deh sy rasa.

pernah dibayangkan jika anggota keluarga anda yg dijelek-jelekkan di depan publik, langsung di depan mata kepala mereka sendiri?

manusia kita sudah lupa akan rasa malu. kita tidak pernah lagi malu, sungkan, untuk mengejek orang lain. kita juga tidak lagi malu untuk melakukan hal-hal yg, ya, memalukan.

ah, kemana-mana ini tulisan. sy cuma lg terlalu sebal sj.



INI SEMUA SUDAH TERLEWAT BRUTAL.

No comments:

Post a Comment